Minggu, 08 Februari 2015
MENYONGSONG KURIKULUM 2016
Kurikulum 2013 (K-13) tidak diberlakukan, dan kembali [lagi] ke Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Itu berarti bahwa Kurikulum 2013 tidak berumur panjang, sedangkan KTSP dipanjangkan umurnya. Tentu para pakar pendidikan "mikir-mikir" kurikulum macam apa pula yang bisa diterapkan di negeri kita yang tercinta ini? Maksudnya kurikulum yang bakal lahir nanti diharapkan tidak terjadi pro kontra. Artinya jangan sampai nanti ada yang setuju kepada yang pro, dan sebagian yang sepakat untuk kontra.
Terjadinya pro kontra memang wajar saja di dunia yang penuh dinamika ini. Namun teramat disayangkan, apabila di balik hal itu ternyata terdapat berbagai kepentingan yang tak pernah kunjung disepakati. Masing-masing pihak berdalih atas kepentingannya. Tidak jelas memang kepentingannya apa, orang sering dikemukakan berbelit-belit yang ujung-ujungnya tentu berlatar belakang menggapai keberuntungan sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan maslahah dari produk yang diterbitkan, semisal kurikulum.
Jalan kompromi memang teramat panjang dan melibatkan berbagai pihak. Pertimbangan demi pertimbangan harus dikemukakan secara terbuka, termasuk khalayak yang berpikiran sederhana sekalipun. Apalah artinya ide-ide cemerlang dikemukakan, tetapi hanya dimengerti oleh beberapa gelintir orang. Sedangkan masyarakat awam tidak pernah mengerti sama sekali, bahkan merasa jadi korban. Sebagai produk berkualitas, kurikulum tidak bisa dilahirkan dengan cara coba-coba. Jika tidak terjadi pro kontra, berarti sukses. Jika terjadi pro kontra, berarti produk yang bernama kurikulum itu lahir prematur yang kemudian dikebumikan.
Jika mekanisme 10 tahunan diberlakukan, berarti Kurikulum 2006 akan berlaku 10 tahun. Itu berarti jatuh temponya pada tahun 2016. Kita tunggu saja, para ahli mikir-mikir menyongsong kurikulum 2016. Pemerintahan sekarang ini yang baru berjalan 100 hari lebih, tentu menyongsong pula dan jangan sampai terjadi seperti lagu yang didendangkan oleh Bang Haji Rhoma Irama...."Kau yang mulai, kau yang mengakhiri..." yang bisa ditafsirkan ..."Kau yang membuat kurikulum, kau pun yang tidak memberlakukan kurikulum itu"... Hal seperti ini bakal menjadi preseden buruk bagi pendidikan kita. Ya kita tunggu saja, sambil kita menikmati Kurikulum 2006 yang disediakan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar