Sabtu, 27 Juni 2015
IHWAL BULETIN “AMARTA MUKTI”
Oleh Ki Pandhu Arya Dinata
Sudah lama Ki Pandhu punya keinginan menerbitkan buletin. Selain itu sudah lama Ki Pandhu ‘menemukan’ akronim Amarta Mukti. Amarta Mukti itu akronim dari Ambeg Paramarta Murih Kagunan Sejati.
Sekitar tahun 1996, Pemda Ngawi mengadakan sayembara slogan kota. Waktu itu Ngawi berslogan Berjuang yang merupakan akronim dari Bersih Maju Anggun. Husnuzhan saja Ngawi memang tampak bersih, mengalami kemajuan, dan anggun. Lalu entah bosan atau perlu ada semangat baru, slogan pun disayembarakan. Kalau tidak salah ada 169 proposal sayembara yang dikemukakan. Bahkan ada yang ‘mengeluarkan biaya’ berupa banner dengan slogan “Ngawi Damai” yang dipampangkan di Jalan Mh. Tamrin, dekat Kodim. Tidak jelas apa makna damai tersebut. Adapun proposal yang Ki Pandhu ajukan – memang tidak lazim dan mungkin terasa aneh bagi Panitia Seleksi Slogan – yakni Amarta Mukti. Seperti yang Ki Pandhu kemukakan di atas. Belakangan yang memenangkan sayembara ialah slogannya yang berbunyi “Ngawi Bersemangat” dan kepanjangannya sudah tidak “kita” ingat. Husnuzhan saja periode bersemangat itu menunjukkan warga Ngawi yang begitu bersemangat di segala bidang.
Lalu belakangan di era Bupati Ngawi yang sekarang, Ir. Budi Sulistiyo, yang kondang dengan panggilan Pak Kanang atau Mbah Kung, Ngawi pun berslogan Ramah. Di era ini warga Ngawi pun tampak ramah tamah meski dalam perkara yang remeh temeh. Setiap ada pertemuan baik resmi maupun tidak resmi, selalu diawali dengan tepuk tangan yang murah meriah.
Lalu terkait dengan Amarta Mukti bagaimana? Tentu menjadi hak prerogratif Ki Pandhu. Mau Ki Pandhu pakai untuk slogan pribadi, tidak masalah. Mau Ki Pandhu pakai untuk slogan ketika berhadapan dengan para siswa, tidak masalah. Dan kini mau Ki Pandhu pakai untuk slogan buletin ini, juga tidak masalah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 1990:27), ambeg paramarta ialah sifat mendahulukan yang perlu didahulukan); sifat mengutamakan yang lebih penting untuk didahulukan. Kenyataan membuktikan bahwa adakalanya seseorang berkutat pada hal yang tidak perlu. Berjam-jam bersitekun pada perkara yang remeh dan temeh. Berhari-hari terjerumus pada seluk beluk maupun tetek bengek yang sepele atawa simpel. Tidak jelas manfaatnya. Atau jangan-jangan Ki Pandhu (baca: njenengan juga) sudah terjerembab pada segala macam yang tidak penting?
Maka slogan ambeg paramarta yang Ki Pandhu kemukakan di atas, Insya Allah akan memberikan daya kritik, daya sindir, daya picu bagi siapa saja yang memahami maknanya.
Lalu Mukti merupakan akronim dari Murih Kagunan Sejati. Murih itu meraih, memperoleh, menggapai. Kagunan itu kegunaan atau kemanfaatan, sedangkan Sejati itu sesungguhnya. Jadi Murih Kegunaan itu memperoleh kegunaan atau kemanfaatan yang sesungguhnya.
Intinya Ambeg Paramarta Murih Kagunan Sejati itu berlaku bagi Barangsiapa yang mengutamakan hal yang lebih penting untuk didahulukan, Insya Allah, dia akan memperoleh kegunaan atau kemanfaatan yang sesungguhnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar