Rabu, 24 Juni 2015
MENYUSUN TEKS EKSEMPLUM BERDASARKAN TEKS YANG SUDAH ADA 02
MENYUSUN TEKS EKSEMPLUM BERDASARKAN TEKS YANG SUDAH ADA 02
Judul : Cindera Mata
Disusun oleh : Kusfandiari Abu Nidhat
Paragraf Orientasi
Hari keenam mengikuti diklat (pendidikan dan pelatihan), merupakan hari melepas ketegangan setelah diterpa tugas-tugas mandiri dan kelompok. Esok paginya penutupan. Di depan gedung diklat berjajar entrepreneur yang menjajakan foto-foto hasil jepretan para peserta. Ada juga yang menjual berbagai cindera mata. Yang paling banyak berupa gantungan kunci dan bros. Guswin bermaksud membeli sejumlah gantungan kunci untuk oleh-oleh isteri dan anak-anaknya. Ia dekati lesehan gantungan kunci. Ia memilih lima macam gantungan kunci. Kemudian meminta penjual untuk mengukir nama-nama orang yang dicintainya.
Usai membayar, ia berpesan,”Saya cukupi biayanya. Nanti saya ke sini lagi, Mas. Tolong dibungkus.”
“Ya, Pak.”
Datang di ruang A, para peserta sudah duduk dan melaksanakan tugas. Pak Sarfadana, instruktur sudah memberikan pengarahan. Hari itu kerja kelompok, Guswin mendapatkan tugas sebagai editor naskah. Teman-teman sekelompoknya sibuk luar biasa, sedangkan ia mempersiapkan diri materi tambahan yang ada di dalam file laptopnya. Perkara yang satu ini ia memang benar-benar mahir. Ia pun tidak menyia-nyiakan waktu untuk melakukan kegiatan produktif.
Pada saat kelompok 2 tampil, Guswin sudah siap membantu Yamuna melakukan presentasi. Ia mengoperasikan tayangan power point. Tampak Yamuna menjadi sosok yang meyakinkan di hadapan para peserta di kelompok lain. Mewakili kelompok 2, Yamuna dan Guswin mendapat tepukan tangan, tanda penampilan mereka berhasil.
Paragraf Insiden
Ketika Ambroisa meminta flash disk yang ada gantungan kuncinya kepada Guswin, ia baru sadar. Bahwa pagi sebelum masuk ruang sesi, ia membeli lima gantungan kunci di selasar gedung. Gelisah pun melingkupi perasaannya. “Semoga saja masih ada,” katanya dalam hati. Ia pun minta izin kepada Pak Sarfadana. Buru-buru ia keluar. Begitu pintu dibuka, matanya tertuju pada tempat penjualan gantungan kunci. Suasana tampak sepi. Tak satupun penjual di sana. Yang ada hanyalah mobil-mobil diparkir rapi. Juga tampak panitia tengah mempersiapkan administrasi, seperti daftar hadir, tes akhir, dan pencetakan sertifikat.
Paragraph Interpretasi
Guswin tidak bisa berbuat apa-apa. Di luar gedung, ia hanya bisa menatap selasar yang sepi penjual. Hari sudah siang dan terik bukan alang kepalang. Mau bertanya kepada siapa, tentu tidak ada yang tahu ke mana perginya para penjual. Guswin hanya bisa pasrah. Sekiranya esok pagi ia bisa bertemu dengan penjual gantungan kunci, berarti ia masih menerima rezeki gantungan kunci. Ia mengambil hikmah bahwa membeli sesuatu harus diselesaikan sampai tuntas.
Boyolali, 23 Juni 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar