Sabtu, 27 Juni 2015

KISAH LUCU (DIBUANG SAYANG): NJENENGAN KOK SUDAH SEMBUH?

Oleh Ki Pandhu Arya Dinata Kisah ini terjadi tatkala kami (Ki Pandhu Arya Dinata, Gus Sukir bin Samsyu, Gus Agus Nursetyadi, dan Gus Supardi) – semuanya dari Ngawi – mengikuti Pelatihan Instruktur Nasional Kurikulum 2013 bagi Guru SMP dan SMA/SMK pada Kamis Pon-Rabu Wage, 18-24 Juni 2015 M/01-07 Ramadhan 1436 H. Selaku guru Bahasa Indonesia, sesuai jadwal, kami mengikuti kegiatan pelatihan di Hotel Gambir Anom, Jalan Raya Embarkasi Haji Nomor 24, Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah 67375. Kami tinggal di Kamar 123, Lantai 2. Pada hari ke-2 sampai dengan hari ke-6 diselenggarakan 3 sesi, yaitu pagi pukul 08.00-12.00, siang pukul 14.00-16.00, dan malam pukul 20.00-22.00. Selama 7 hari berturut-turut memasuki awal Puasa Ramadhan 1436 H. Usai sesi ke-3, kami pun istirahat (tidur malam). Nah, pada salah satu malam, Gus Sukir bin Samsyu tidur duluan. Posisi tidur dari arah selatan membujur ke barat: Ki Pandhu, Gus Agusnur, Gus Sukir, dan Gus Pardi. Ki Pandhu sebagai pendengar yang baik. Sementara Gus Agusnur dan Gus Pardi ngobrol ke sana ke mari, mulai dari pengalaman mengajar, ‘ngrasani’ beberapa orang kepala sekolah, sampai pengalaman lain dalam keseharian mereka. Tiba-tiba saja dalam kondisi tidur, Gus Sukir ‘nglindur’ alias mengigau. Tidak jelas apa yang ia ucapkan. Cukup lama ia mengigau. Tak tega berkelamaan Gus Sukir mengigau, Gus Agusnur pun membangunkannya. Gus Sukir pun bangun dan langsung berkata,”Lho? Njenengan kok sudah sembuh?” Kontan saja Gus Agusnur timbul tanda tanya (?) di benaknya. Tentu termasuk Gus Pardi. Sejurus kemudian Gus Sukir menceritakan kisah di alam bawah sadarnya. “Menurut perasaan saya, saya sedang mengobati Gus Agusnur. Saya kira dia sakit sampai ‘ndleming’. Lalu sesuai kemampuan saya, dia saya jampi-jampi. Saya bacakan ayat-ayat Qur’an. Yang penting dia segera sembuh. Tapi nyatanya ngga sembuh-sembuh. Malah ‘ndadi’. Saya kan jadi bingung. Tiba-tiba saja, seperti ada orang yang menggoncang-goncangkan tubuh saya. Saya terbangun. ‘Lamat-lamat saya lihat di depan saya Gus Agusnur. Maka seperti yang saya ucapkan tadi,’Lho? Njenengan kok sudah sembuh?” Kontan saja kami bertiga tertawa terpingkal-pingkal. Ki Pandhu pun menimpali,”Berarti apa yang kita bicarakan tadi, terbawa dalam mimpi njenengan, Gus?” “Ya,” jawaban singkat Gus Sukir. (Sebelumnya Ki Pandhu dan Gus Sukir terlibat pembicaraan seputar misteri dunia lain yang pernah dialami Gus Sukir sebelum ia jadi guru. Mulai dari pencarian, penemuan, dan perebutan keris, batu mulia, Qur'an stambul, bahkan sampai batu akik yang kini begitu marak dibicarakan, dicari, dan dibeli. Ki Pandhu kan suka mencerca pertanyaan layaknya wartawan sampai pengalaman seseorang tuntas dikemukakan.) Lumayan juga, sepotong kisah lucu yang bisa menghibur kami bahkan mungkin hingga kini, kalau kami ingat peristiwa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar